MENGATASI KANKER PAYUDARA
Kanker payudara adalah kondisi ketika sel kanker terbentuk di jaringan payudara. Kanker bisa terbentuk di kelenjar yang menghasilkan susu (lobulus), atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari kelenjar ke puting payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat di dalam payudara.
Kanker payudara terbentuk saat sel-sel di dalam payudara tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Sel tersebut umumnya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan. Meski biasanya terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa menyerang pria.
Kanker payudara terbentuk saat sel-sel di dalam payudara tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Sel tersebut umumnya membentuk tumor yang terasa seperti benjolan. Meski biasanya terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa menyerang pria.
Kanker payudara yang paling umum terjadi, terbagi dalam beberapa jenis:
- Ductal carcinoma in situ. Kanker ini tumbuh di duktus, dan tidak menyebar ke jaringan sekitarnya. Jenis kanker ini termasuk kanker stadium awal dan mudah diobati. Namun demikian, kanker ini bisa menyebar ke jaringan sekitarnya jika tidak segera ditangani.
- Lobular carcinoma in situ. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus. Sama seperti ductal carcinoma in situ, kanker ini tidak menyebar ke jaringan sekitarnya.
- Invasive ductal carcinoma. Kanker ini tumbuh di duktus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya, bahkan bisa menyebar ke area tubuh yang lain. Jenis kanker ini terjadi pada 70-80% kasus kanker payudara.
- Invasive lobular carcinoma. Adalah kanker yang tumbuh di lobulus dan bisa menyebar ke jaringan sekitarnya. Kanker ini terjadi pada 10% kasus kanker payudara.
Sedangkan jenis kanker payudara yang jarang terjadi adalah:
- Angiosarcoma. Adalah jenis kanker yang tumbuh di pembuluh darah dan saluran getah bening di payudara.
- Penyakit Paget. Penyakit Paget merupakan kanker yang tumbuh di puting payudara, lalu meluas ke area hitam di sekitar puting (areola).
- Tumor phyllodes. Jenis kanker yang jarang ini tumbuh di jaringan ikat payudara yang disebut stroma.
- Inflammatory breast cancer. Adalah jenis kanker payudara yang jarang, namun berkembang cepat dan menyumbat saluran getah bening, sehingga membuat payudara tampak meradang seperti infeksi.
- Triple negative breast cancer. Adalah jenis kanker yang menunjukkan hasil negatif pada pemeriksaan keberadaan reseptor hormon estrogen (ER), reseptor hormon progesterone (PR), dan reseptor protein HER-2 pada jaringan kanker, yang biasanya positif pada kanker payudara.
Penyebab Kanker Payudara
Kanker payudara terjadi karena sel-sel di payudara tumbuh tidak normal dan tidak terkendali. Sel-sel ini membelah dengan cepat dan berkumpul membentuk benjolan, lalu bisa menyebar ke kelenjar getah bening atau ke organ lain.
Belum diketahui apa penyebab sel-sel tersebut berubah menjadi sel kanker, namun para ahli menduga adanya interaksi antara faktor genetik dengan gaya hidup, lingkungan, dan hormon, sehingga sel menjadi abnormal dan tumbuh tidak terkendali.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Beberapa faktor diketahui bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Namun demikian, seseorang dengan sejumlah faktor risiko belum tentu terserang kanker payudara, sebaliknya seseorang tanpa faktor risiko dapat terkena kanker. Seseorang yang pernah terserang kanker di satu payudara memiliki risiko tinggi terkena kanker pada payudara yang lain.
Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara antara lain:
Belum diketahui apa penyebab sel-sel tersebut berubah menjadi sel kanker, namun para ahli menduga adanya interaksi antara faktor genetik dengan gaya hidup, lingkungan, dan hormon, sehingga sel menjadi abnormal dan tumbuh tidak terkendali.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Beberapa faktor diketahui bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Namun demikian, seseorang dengan sejumlah faktor risiko belum tentu terserang kanker payudara, sebaliknya seseorang tanpa faktor risiko dapat terkena kanker. Seseorang yang pernah terserang kanker di satu payudara memiliki risiko tinggi terkena kanker pada payudara yang lain.
Faktor lain yang bisa meningkatkan risiko kanker payudara antara lain:
- Usia. Risiko kanker payudara akan meningkat seiring usia bertambah.
- Jenis kelamin. Wanita lebih rentan terserang kanker payudara dibanding pria.
- Paparan radiasi. Seseorang yang pernah menjalani radioterapi, rentan mengalami kanker payudara.
- Obesitas. Berat badan yang berlebih meningkatkan risiko terserang kanker payudara.
- Belum pernah hamil. Wanita yang pernah hamil dan menyusui memiliki risiko kanker payudara lebih kecil dibanding wanita yang belum pernah hamil dan menyusui.
- Melahirkan pada usia tua. Wanita yang baru memiliki anak di atas usia 30 tahun lebih berisiko mengalami kanker payudara.
- Konsumsi alkohol. Studi terbaru menunjukkan, konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit tetap meningkatkan risiko kanker payudara.
- Terapi pengganti hormon. Setelah menopause, wanita yang mendapat terapi pengganti hormon dengan estrogen dan progesterone lebih berisiko terkena kanker payudara.
- Mulai menstruasi terlalu muda. Wanita yang mengalami menstruasi di bawah usia 12 tahun diketahui lebih berisiko mengalami kanker payudara.
- Telat menopause. Wanita yang belum mengalami menopause hingga usia 55 tahun juga berisiko mengalami kanker payudara.
- Riwayat kanker payudara pada keluarga. Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 juga bisa membuat kanker payudara diturunkan dari orang tua ke anaknya. Selain itu, seseorang yang memiliki anggota keluarga dekat yang menderita kanker payudara, juga lebih berisiko mengalaminya.
1. Sakit, Kemerah-Merahan dan Gatal
Terlihat dari Gambar kanker payudara, Indikasi yang paling terlihat dari kanker payudara adalah, daerah benjolan akan terasa panas (nyeri), bersisik, dan kemerahan, Apabila disentuh akan terasa gatal dan sakit, yang dapat disertai dengan pembengkakan atau bintik ungu yang menyerupai memar.
Namun, penting untuk diketahui. Beberapa gejala ini juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain. Seperti, kehamilan, ketidakseimbangan hormon, atau ruam lainnya.
Tapi, jika gejalanya melewati lebih dari siklus menstruasi anda, daya tahan tubuh menurun, dan terbatas hanya pada satu payudara. Disarankan anda segera konsultasi dengan dokter spesialis terkait.
Namun, penting untuk diketahui. Beberapa gejala ini juga dapat disebabkan oleh faktor-faktor lain. Seperti, kehamilan, ketidakseimbangan hormon, atau ruam lainnya.
Tapi, jika gejalanya melewati lebih dari siklus menstruasi anda, daya tahan tubuh menurun, dan terbatas hanya pada satu payudara. Disarankan anda segera konsultasi dengan dokter spesialis terkait.
2. Nyeri Punggung Atas
Terlihat dari Gambar kanker payudara, Kadang-kadang gejala kanker payudara juga bisa dirasakan dengan timbulnya rasa sakit pada bagian punggung atas atau bahu, daripada bagian dada dan payudara.
walaupun anda melakukan peregangan atau mengubah posisi, rasa sakitnya tidak akan hilang. Selain itu rasa sakitnya akan berlangsung lama, disertai dengan nyeri di dalam tulang atau berdenyut.
Hal ini disebabkan oleh penyebaran kanker payudara pada tulang bagian belakang, sehingga menjadi kanker tulang sekunder.
Dalam kebanyakan kasus, wanita jarang mengenali gejala ini sebagai tanda kanker payudara, dan sering menganggapnya sebagai peregangan otot biasa.
Jika sakit punggung anda tidak hilang dengan istirahat dan peregangan, segeralah konsultasikan ke dokter.
Hal ini disebabkan oleh penyebaran kanker payudara pada tulang bagian belakang, sehingga menjadi kanker tulang sekunder.
Dalam kebanyakan kasus, wanita jarang mengenali gejala ini sebagai tanda kanker payudara, dan sering menganggapnya sebagai peregangan otot biasa.
Jika sakit punggung anda tidak hilang dengan istirahat dan peregangan, segeralah konsultasikan ke dokter.
3. Perubahan Pada Puting
Terlihat dari Gambar kanker payudara, Pertumbuhan tumor dekat puting akan cepat terlihat, seperti perubahan bentuk dan penampilan yang sangat cepat berkembang. Anda pun bisa dengan mudah menyadari ketika anda berpakaian atau becermin.
Sedangkan perubahan yang paling umum yang terkait dengan kanker payudara adalah menyusutnya bagian puting(tidak menonjol) seperti biasanya. Kemudian biasanya kulit menjadi bersisik, meradang dan berkerak.
Dan juga rasa kesensitifannya akan menurun drastis, ditambah dengan keluarnya cairan dari dalam puting susu dengan sendirinya. Apabila cairan tersebut berupa darah, maka bisa dipastikan itu adalah kanker.
Dan juga rasa kesensitifannya akan menurun drastis, ditambah dengan keluarnya cairan dari dalam puting susu dengan sendirinya. Apabila cairan tersebut berupa darah, maka bisa dipastikan itu adalah kanker.
4. Perubahan Ukuran Payudara
Terlihat dari Gambar kanker payudara, Perubahan tidak merata dalam ukuran payudara juga bisa menjadi tanda, pada dasarnya ini sangat penting untuk diketahui. karena benjolan biasanya bisa sering tersembunyi dan tidak dapat dirasakan.
Bahkan kadang-kadang sinar-x (mammogram) pun bisa luput mendeteksinya.
Coba anda perhatikan ukuran payudara anda di depan cermin dengan seksama. Kemudian lihat dari samping kanan dan kiri, apakah ada perbedaan. Jika ada, diharapkan anda tidak panik terlebih dahulu. karena tidak semua perubahan tersebut merupakan kanker payudara.
Biasanya 1-2 minggu sebelum menstruasi payudara akan sedikit mengalami perubahan, dan akan menghilang 1 minggu setelah menstruasi berakhir.
Namun jika perubahan itu terus berlanjut dan menggangu dalam 2-3 minggu siklus menstruasi berikutnya, sebaiknya anda periksakan diri ke dokter. Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan mammografi dan ultrasonografi.
Bahkan kadang-kadang sinar-x (mammogram) pun bisa luput mendeteksinya.
Coba anda perhatikan ukuran payudara anda di depan cermin dengan seksama. Kemudian lihat dari samping kanan dan kiri, apakah ada perbedaan. Jika ada, diharapkan anda tidak panik terlebih dahulu. karena tidak semua perubahan tersebut merupakan kanker payudara.
Biasanya 1-2 minggu sebelum menstruasi payudara akan sedikit mengalami perubahan, dan akan menghilang 1 minggu setelah menstruasi berakhir.
Namun jika perubahan itu terus berlanjut dan menggangu dalam 2-3 minggu siklus menstruasi berikutnya, sebaiknya anda periksakan diri ke dokter. Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan lanjutan, seperti pemeriksaan mammografi dan ultrasonografi.
5. Benjolan Dan Pembengkakan Di Ketiak
Terlihat dari Gambar kanker payudara, Tempat umum yang juga berpengaruh jadi gejala kanker payudara adalah kelenjar getah bening yang ada di ketiak. Cairan limpatik yang mengalir dari payudara akan membentuk benjolan di sekitar ketiak.
Ketika anda sentuh dengan jari, anda akan merasakan seperti ada benjolan yang keras dan melekat.
Ini terjadi karena kelenjar getah bening yang ada di ketiak dekat dengan area payudara, sehingga memungkinkan menjadi gejala awal kanker payudara.
Ketika anda sentuh dengan jari, anda akan merasakan seperti ada benjolan yang keras dan melekat.
Ini terjadi karena kelenjar getah bening yang ada di ketiak dekat dengan area payudara, sehingga memungkinkan menjadi gejala awal kanker payudara.
Obat Untuk Mengobati Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara bisa dengan prosedur bedah, kemoterapi, radioterapi, atau terapi hormon. Pada sejumlah kasus, dua atau lebih prosedur dikombinasikan untuk mengobati kanker payudara. Pengobatan yang dipilih tergantung pada tipe, stadium, dan tingkat sel kanker.
Bedah Lumpektomi
Bedah lumpektomi dilakukan untuk mengangkat tumor yang tidak terlalu besar beserta sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya. Prosedur ini umumnya diikuti radioterapi untuk mematikan sel kanker yang mungkin tertinggal di jaringan payudara. Pasien dengan tumor yang besar bisa menjalani kemoterapi terlebih dahulu untuk menyusutkan ukuran tumor, sehingga tumor bisa dihilangkan dengan lumpektomi.
Bedah Mastektomi
Pilihan prosedur bedah yang lain adalah mastektomi, yaitu bedah yang dilakukan oleh dokter bedah onkologi untuk mengangkat seluruh jaringan di payudara. Mastektomi dilakukan jika pasien tidak bisa ditangani dengan lumpektomi. Ada beberapa tipe bedah mastektomi, yaitu:
- Simple/total mastectomy – Dokter mengangkat seluruh payudara, termasuk putting, areola, dan kulit yang menutupi Pada beberapa kondisi, beberapa kelenjar getah bening bisa ikut diangkat.
- Skin-sparing mastectomy – Dokter hanya mengangkat kelenjar payudara, putting, dan areola. Jaringan dari bagian tubuh lain akan digunakan untuk merekonstruksi ulang payudara.
- Nipple-sparing mastectomy – Jaringan payudara diangkat, tanpa menyertakan kulit payudara dan puting. Namun jika ditemukan kanker pada jaringan di bawah puting dan areola, maka puting payudara juga akan diangkat.
- Modified radical mastectomy – Prosedur ini mengombinasikan simple mastectomy dan pengangkatan seluruh kelenjar getah bening di ketiak.
- Radical mastectomy – Dokter mengangkat seluruh payudara, kelenjar getah bening di ketiak, dan otot dada (pectoral).
- Double mastectomy – Prosedur ini dilakukan sebagai pencegahan pada wanita yang berisiko tinggi terserang kanker payudara dengan mengangkat kedua payudara.
Bedah Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah kanker sudah tersebar ke kelenjar getah bening di ketiak. Pemeriksaan ini juga untuk menentukan stadium kanker yang dialami pasien. Pengangkatan kelenjar getah bening dapat dilakukan bersamaan dengan operasi pengangkatan tumor di payudara, atau dilakukan secara terpisah. Dua jenis pembedahan untuk mengangkat kelenjar getah bening adalah:
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah kanker sudah tersebar ke kelenjar getah bening di ketiak. Pemeriksaan ini juga untuk menentukan stadium kanker yang dialami pasien. Pengangkatan kelenjar getah bening dapat dilakukan bersamaan dengan operasi pengangkatan tumor di payudara, atau dilakukan secara terpisah. Dua jenis pembedahan untuk mengangkat kelenjar getah bening adalah:
- Sentinel lymph node biopsy (SLNB). Dokter hanya mengangkat kelenjar getah bening di ketiak yang kemungkinan akan terlebih dulu terkena kanker.
- Axillary lymph node dissection (ALND). Dokter mengangkat lebih dari 20 kelenjar getah bening di ketiak.
Komplikasi yang timbul dari bedah untuk kanker payudara tergantung dari prosedur yang dilakukan. Secara umum, prosedur bedah bisa menyebabkan pendarahan, nyeri, dan pembengkakan lengan (limfedema).
Radioterapi
Pilihan pengobatan lain bagi pasien kanker payudara adalah radioterapi atau terapi radiasi dengan menggunakan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton. Radioterapi bisa dilakukan dengan menembakkan sinar ke tubuh pasien menggunakan mesin (radioterapi eksternal), atau dengan menempatkan material radioaktif ke dalam tubuh pasien (brachytherapy).
Radioterapi eksternal biasanya dijalankan setelah pasien selesai menjalani lumpektomi, sedangkan brachytherapy dilakukan jika kecil risikonya untuk muncul kanker payudara kembali. Dokter juga bisa menyarankan pasien untuk menjalani radioterapi pada payudara setelah mastektomi, untuk kasus kanker payudara yang lebih besar dan telah menyebar ke kelenjar getah bening.
Radioterapi atau terapi radiasi pada kanker payudara dapat berlangsung selama 3 hari hingga 6 minggu, tergantung dari jenis terapi yang dilakukan. Radioterapi bisa menimbulkan komplikasi seperti kemerahan pada area yang disinari, serta payudara juga mungkin dapat menjadi keras dan membengkak.
Pilihan pengobatan lain bagi pasien kanker payudara adalah radioterapi atau terapi radiasi dengan menggunakan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton. Radioterapi bisa dilakukan dengan menembakkan sinar ke tubuh pasien menggunakan mesin (radioterapi eksternal), atau dengan menempatkan material radioaktif ke dalam tubuh pasien (brachytherapy).
Radioterapi eksternal biasanya dijalankan setelah pasien selesai menjalani lumpektomi, sedangkan brachytherapy dilakukan jika kecil risikonya untuk muncul kanker payudara kembali. Dokter juga bisa menyarankan pasien untuk menjalani radioterapi pada payudara setelah mastektomi, untuk kasus kanker payudara yang lebih besar dan telah menyebar ke kelenjar getah bening.
Radioterapi atau terapi radiasi pada kanker payudara dapat berlangsung selama 3 hari hingga 6 minggu, tergantung dari jenis terapi yang dilakukan. Radioterapi bisa menimbulkan komplikasi seperti kemerahan pada area yang disinari, serta payudara juga mungkin dapat menjadi keras dan membengkak.
Terapi Hormon
Pada kasus kanker yang dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron, dokter bisa menyarankan pasien menggunakan penghambat estrogen, seperti tamoxifen. Obat ini bisa diberikan pada pasien selama 5 tahun. Sedangkan obat penghambat aromatase, seperti anastrozole, letrozole, dan exemestane, diresepkan dokter untuk menghambat produksi hormon estrogen pada wanita yang telah melewati masa menopause.
Pada wanita yang belum mencapai menopause, hormon pelepas gonadotropin, seperti goserelin, bisa digunakan untuk mengurangi kadar estrogen pada rahim. Pilihan lain adalah dengan mengangkat indung telur atau menghancurkannya dengan radioterapi agar hormon tidak terbentuk.
Obat lain pada kanker ER positif atau PR positif adalah everolimus, yang menghambat fungsi protein mTOR agar sel kanker tidak bertumbuh dan membentuk pembuluh darah baru. Efek samping dari everolimus antara lain adalah diare dan muntah, bahkan bisa meningkatkan kadar kolesterol, trigliserida, dan gula dalam darah.
Kemoterapi
Kemoterapi yang dilakukan setelah bedah (adjuvant chemotherapy), bertujuan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal saat prosedur bedah, atau sel kanker sudah menyebar namun tidak terlihat meski dengan tes pemindaian. Sel kanker yang tertinggal tersebut bisa tumbuh dan membentuk tumor baru di organ lain.
Sedangkan kemoterapi yang dilakukan sebelum bedah (neoadjuvant chemotherapy) bertujuan untuk menyusutkan ukuran tumor agar bisa diangkat dengan pembedahan. Kemoterapi jenis ini biasanya dilakukan untuk menangani kanker yang ukurannya terlalu besar untuk dibuang melalui operasi.
Jenis obat yang umum digunakan pada adjuvant chemotherapy dan neoadjuvant chemotherapy adalah anthracylines (doxorubicin dan epirubicin), taxanes (paclitaxel dan docetaxel), cyclophosphamide, carboplatin, dan 5-fluorouracil. Umumnya dokter mengombinasikan 2 atau 3 obat di atas.
Kemoterapi juga bisa digunakan pada kanker stadium lanjut, terutama pada wanita dengan kanker yang telah menyebar hingga ke area ketiak. Lama terapi tergantung pada seberapa baik respon pasien. Jenis obat yang umumnya digunakan adalah vinorelbine, capecitabine, dan gemcitabine. Untuk kanker stadium lanjut, dokter bisa menggunakan satu obat, atau mengombinasikan dua obat.
Obat kemoterapi umumnya diberikan secara intravena, bisa dengan suntikan atau dengan infus. Pasien diberikan obat dalam siklus yang diikuti masa istirahat untuk memulihkan diri dari efek yang ditimbulkan obat. Siklus ini biasanya berlangsung dalam 2 hingga 3 minggu, dengan jadwal pemberian tergantung pada jenis obatnya.
Efek samping yang timbul dari kemoterapi tergantung dari obat yang digunakan, namun umumnya pasien mengalami kerontokan rambut, infeksi, mual, dan muntah. Dalam beberapa kasus, kemoterapi bisa menyebabkan menopause yang terlalu dini, kerusakan saraf, kemandulan, serta kerusakan jantung dan hati. Meski sangat jarang terjadi, kemoterapi juga bisa menyebabkan kanker darah.
Terapi Target
Terapi lain untuk pasien kanker payudara adalah terapi target. Terapi ini menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, tanpa merusak sel-sel yang sehat.
Terapi target umumnya diterapkan pada kanker HER2 positif. Obat yang digunakan pada terapi target ditujukan untuk menghambat perkembangan protein HER2, yang membantu sel kanker tumbuh lebih agresif. Beberapa obat yang digunakan dalam terapi target adalah trastuzumab, pertuzumab, dan lapatinib. Obat-obat tersebut ada yang diberikan secara oral atau melalui suntikan, dan bisa digunakan untuk mengobati kanker stadium awal maupun stadium lanjut.
Efek samping yang mungkin muncul dari terapi target pada kanker HER2 positif bisa ringan atau berat, di antaranya kerusakan jantung yang bisa berkembang ke gagal jantung. Risiko gangguan jantung bisa meningkat jika obat terapi target dikombinasikan dengan kemoterapi. Efek samping lain yang mungkin timbul adalah pembengkakan pada tungkai, sesak napas, dan diare. Penting untuk diingat, obat ini tidak disarankan untuk mengobati kanker payudara pada wanita hamil, karena bisa menyebabkan keguguran.
Terapi lain untuk pasien kanker payudara adalah terapi target. Terapi ini menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, tanpa merusak sel-sel yang sehat.
Terapi target umumnya diterapkan pada kanker HER2 positif. Obat yang digunakan pada terapi target ditujukan untuk menghambat perkembangan protein HER2, yang membantu sel kanker tumbuh lebih agresif. Beberapa obat yang digunakan dalam terapi target adalah trastuzumab, pertuzumab, dan lapatinib. Obat-obat tersebut ada yang diberikan secara oral atau melalui suntikan, dan bisa digunakan untuk mengobati kanker stadium awal maupun stadium lanjut.
Efek samping yang mungkin muncul dari terapi target pada kanker HER2 positif bisa ringan atau berat, di antaranya kerusakan jantung yang bisa berkembang ke gagal jantung. Risiko gangguan jantung bisa meningkat jika obat terapi target dikombinasikan dengan kemoterapi. Efek samping lain yang mungkin timbul adalah pembengkakan pada tungkai, sesak napas, dan diare. Penting untuk diingat, obat ini tidak disarankan untuk mengobati kanker payudara pada wanita hamil, karena bisa menyebabkan keguguran.
Upaya Pencegahan Terjadinya Kanker Payudara
Setelah mengetahui risikonya, cara mencegah kanker payudara dapat dilakukan dengan mengurangi risiko-risiko tersebut dengan hal-hal ini.
Menjaga berat badan tetap ideal
Berat badan erat kaitannya dengan risiko kanker payudara. Wanita yang mengalami pertambahan berat badan atau obesitas setelah masa menopause, memiliki risiko terkena kanker payudara sebesar 30-60 persen. Sementara, wanita yang mengalami pertambahan berat badan atau obesitas sebelum masa menopause, risiko terkena kanker payudara 20-40 persen lebih tinggi dibanding dengan yang mempunyai berat badan normal. Perubahan berat badan dan waktu terjadinya kenaikan berat badan ini diduga berkaitan dengan keadaan hormon di dalam tubuh. Melihat risiko ini, menjaga berat badan tetap ideal adalah salah satu cara qmencegah kanker payudara yang dapat Anda lakukan.
Utamakan makanan sehat
Meskipun mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran segar belum memberikan perlindungan yang efektif terhadap kanker payudara, setidaknya hal tersebut dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. Wanita yang sudah terkena kanker payudara pun hidupnya dapat lebih berkualitas jika menghindari makanan berlemak. Daging berlemak, sosis, krim, margarin, mentega, dan minyak adalah sumber-sumber makanan untuk dihindari sebagai usaha pencegahan yang disarankan.
Luangkan waktu untuk berolahraga
Wanita yang aktif secara fisik dapat menurunkan risiko kanker payudara. Sebaliknya, risiko meningkat pada wanita yang sudah bertahun-tahun tidak pernah mengolah fisiknya lagi. Standar untuk melakukan olahraga aerobik intensitas sedang (seperti bersepeda dan jalan cepat) adalah selama 2 jam 30 menit per minggu.
Hentikan kebiasaan merokok apa pun alasannya
Anda yang pernah menjadi perokok saja masih memiliki risiko terkena kanker payudara sebesar 13 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah merokok sama sekali. Kondisi yang lebih buruk bisa Anda alami jika masih aktif merokok, yaitu 24 persen berisiko lebih tinggi. Wanita yang sejak usia dini sudah merokok, risikonya menjadi lebih tinggi lagi, yaitu ditambah 12 persen. Satu lagi, wanita yang merokok sebelum kehamilan pertama, risiko akan bertambah sebesar 21 persen. Melihat risiko-risiko ini, berhenti merokok sekarang juga adalah pilihan yang paling tepat.
Membatasi minuman beralkohol
Mengonsumsi minuman beralkohol satu gelas tiap hari dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 10-12 persen dibandingkan dengan seseorang yang tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Potensi terkena kanker payudara lebih tinggi jika biasa minum lebih dari segelas per hari. Hal ini dapat terjadi karena ada kaitan antara tingkat alkohol dengan perubahan jumlah hormon di dalam darah. Dalam hal ini sebagai cara mencegah kanker payudara adalah mengurangi asupan alkohol, bahkan disarankan untuk menghentikan sama sekali.
Menyusui bayi secara teratur
Meskipun tingkat penurunan risikonya kecil, menyusui bayi dapat membantu mencegah kanker payudara. Tiap 12 bulan menyusui, risiko terkena kanker payudara dapat berkurang sebesar 4,3 persen.
Membatasi terapi hormon
Terapi hormon biasa dilakukan oleh wanita terkait dengan masa menopause. Terapi yang umumnya menggunakan hormon estrogen dan progesteron ini biasanya bersifat jangka waktu panjang, yaitu sekitar 10 tahun. Karena itulah, terapi ini berisiko meningkatkan kanker payudara. Namun ketika pemakaian dihentikan, dalam waktu sekitar lima tahun, risiko tersebut dapat kembali berkurang. Apabila Anda benar-benar membutuhkan terapi hormon, konsultasikan kepada dokter agar kadar hormon tersebut dapat dikurangi.
Hindari terkena paparan radiasi
Ada beberapa hal yang mungkin membuat Anda terpapar radiasi tingkat tinggi, misalnya penggunaan peralatan kesehatan CT scan, bekerja di tempat pengobatan yang menggunakan radiasi, dan terpapar asap kendaraan, serta bahan-bahan kimia. Lindungi diri Anda dari paparan tersebut dan semaksimal mungkin dihindari.
Setelah mengetahui risikonya, cara mencegah kanker payudara dapat dilakukan dengan mengurangi risiko-risiko tersebut dengan hal-hal ini.
Menjaga berat badan tetap ideal
Berat badan erat kaitannya dengan risiko kanker payudara. Wanita yang mengalami pertambahan berat badan atau obesitas setelah masa menopause, memiliki risiko terkena kanker payudara sebesar 30-60 persen. Sementara, wanita yang mengalami pertambahan berat badan atau obesitas sebelum masa menopause, risiko terkena kanker payudara 20-40 persen lebih tinggi dibanding dengan yang mempunyai berat badan normal. Perubahan berat badan dan waktu terjadinya kenaikan berat badan ini diduga berkaitan dengan keadaan hormon di dalam tubuh. Melihat risiko ini, menjaga berat badan tetap ideal adalah salah satu cara qmencegah kanker payudara yang dapat Anda lakukan.
Utamakan makanan sehat
Meskipun mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran segar belum memberikan perlindungan yang efektif terhadap kanker payudara, setidaknya hal tersebut dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara. Wanita yang sudah terkena kanker payudara pun hidupnya dapat lebih berkualitas jika menghindari makanan berlemak. Daging berlemak, sosis, krim, margarin, mentega, dan minyak adalah sumber-sumber makanan untuk dihindari sebagai usaha pencegahan yang disarankan.
Luangkan waktu untuk berolahraga
Wanita yang aktif secara fisik dapat menurunkan risiko kanker payudara. Sebaliknya, risiko meningkat pada wanita yang sudah bertahun-tahun tidak pernah mengolah fisiknya lagi. Standar untuk melakukan olahraga aerobik intensitas sedang (seperti bersepeda dan jalan cepat) adalah selama 2 jam 30 menit per minggu.
Hentikan kebiasaan merokok apa pun alasannya
Anda yang pernah menjadi perokok saja masih memiliki risiko terkena kanker payudara sebesar 13 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah merokok sama sekali. Kondisi yang lebih buruk bisa Anda alami jika masih aktif merokok, yaitu 24 persen berisiko lebih tinggi. Wanita yang sejak usia dini sudah merokok, risikonya menjadi lebih tinggi lagi, yaitu ditambah 12 persen. Satu lagi, wanita yang merokok sebelum kehamilan pertama, risiko akan bertambah sebesar 21 persen. Melihat risiko-risiko ini, berhenti merokok sekarang juga adalah pilihan yang paling tepat.
Membatasi minuman beralkohol
Mengonsumsi minuman beralkohol satu gelas tiap hari dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 10-12 persen dibandingkan dengan seseorang yang tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Potensi terkena kanker payudara lebih tinggi jika biasa minum lebih dari segelas per hari. Hal ini dapat terjadi karena ada kaitan antara tingkat alkohol dengan perubahan jumlah hormon di dalam darah. Dalam hal ini sebagai cara mencegah kanker payudara adalah mengurangi asupan alkohol, bahkan disarankan untuk menghentikan sama sekali.
Menyusui bayi secara teratur
Meskipun tingkat penurunan risikonya kecil, menyusui bayi dapat membantu mencegah kanker payudara. Tiap 12 bulan menyusui, risiko terkena kanker payudara dapat berkurang sebesar 4,3 persen.
Membatasi terapi hormon
Terapi hormon biasa dilakukan oleh wanita terkait dengan masa menopause. Terapi yang umumnya menggunakan hormon estrogen dan progesteron ini biasanya bersifat jangka waktu panjang, yaitu sekitar 10 tahun. Karena itulah, terapi ini berisiko meningkatkan kanker payudara. Namun ketika pemakaian dihentikan, dalam waktu sekitar lima tahun, risiko tersebut dapat kembali berkurang. Apabila Anda benar-benar membutuhkan terapi hormon, konsultasikan kepada dokter agar kadar hormon tersebut dapat dikurangi.
Hindari terkena paparan radiasi
Ada beberapa hal yang mungkin membuat Anda terpapar radiasi tingkat tinggi, misalnya penggunaan peralatan kesehatan CT scan, bekerja di tempat pengobatan yang menggunakan radiasi, dan terpapar asap kendaraan, serta bahan-bahan kimia. Lindungi diri Anda dari paparan tersebut dan semaksimal mungkin dihindari.